2.1.
Konsep-konsep klasifikasi
Klasifikasi
dapat diartikan sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, unit, atau takson
melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman. Tujuan klasifikasi adalah
untuk menyederhanakan obyek studi. Klasifikasi dapat membantu kita dalam
mengetahui jenis-jenis organisme, mengetahui hubungan antar organisme dan
mengetahui kekerabatan antar makhluk hidup yang beraneka ragam. Perbedaan dasar
yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan
hasil klasifikasi yang berbeda-beda pula, yang dari masa ke masa menyebabkan
lahirnya Sistem Klasifikasi yang berlainan. Menurut Arijani (2000), Kategori adalah tingkat-tingkat atau
struktur-struktur atau hirarki taksonomi dari yang tertinggi sampai yang
terendah. Dalam menuliskan klasifikasi tumbuhan, kategori merupakan kerangkanya
dan kemudian nama-nama kelompok tumbuhan dituliskan. Kategori sesungguhnya
adalah pengaturan yang dilakukan oleh para ahli botani untuk memudahkan
mempelajari klasifikasi tumbuhan. Oleh karena itu, seluruh kategori itu
artifisial dan tidak dapat secara riil dilapangan. Sedangkan takson adalah
kesatuan atau kelompok tumbuhan pada tingkat manapun.
2.2.
Unit-unit klasifikasi
Dalam
setiap keanekaragaman tumbuhan, para ahli botani selalu menghadapi persoalan
dalam menentukan tingkat takson golongan tumbuhan yang dihadapi. Tingkat takson
sangat penting karena tampa adanya tingkatan takson, maka manfaat sistem
klasifikasi tidak dapat diperoleh. Menurut kesepakatan internasional,
istilah-istilah untuk menyebut masing-masing takson bagi tumbuhan itu tempatnya
tidak boleh diubah sehingga masing-masing istilah itu menunjukkan kedudukan
atau tingkat dalam hierarki atau menunjukkan kategorinya dalam sistem
klasifikasi. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan
suatu takson sekaligus mencerminkan pula di mana posisi dan seberapa tinggi
tingkatnya dalam hierarki klasifikasi.
Dalam taksonomi
tumbuhan spesies sebagai unit merupakan suatu yang benar-benar ada di alam, dan
telah banyak ahli-ahli ilmu tumbuhan yang telah berusaha untuk menjelaskan
apakah yang dimaksud dengan spesies dan bagaimana batasan-batasannya. Ternyata
hal itu bukan pekerjaan yang mudah. Hingga sekarang tidak ada seorang ahli pun
yang mampu memberikan batasan mengenai konsep jenis itu yang dapat memuaskan
semua pihak.
2.2.1. SPESIES/JENIS
Beberapa
pengertian spesies menurut pandangan para ahli biologi antara lain:
A. Species Taksonomi
Menurut konsep ini populasi-populasi yang terdiri atas individu-individu
dengan ciri-ciri morfologi yang sama, dan dapat dipisahkan dari spesies lainnya
oleh adanya ketidaksinambungan ciri-ciri morfologi yang berkolerasi. Batasan
ini didasarkan pada kriteria morfologi geografi. Konsep ini sudah dipakai sejak
sebelum Linnaeus dan merupakan konsep yang paling umum dipakai orang hingga
sekarang.
B. Species
Biologi
Menurut
konsep ini populasi-populasi yang disatukan sama lain oleh kemungkinan untuk
saling kawin mengawini secara bebas, dan terpisah atau terisolasi dari
species-species lainnya oleh penghalang reproduksi.
C. Species
Genetik
Menurut
konsep ini membatasi spesies dengan suatu ukuran dari perbedaan genetik atau
jarak di antara populasi atau kelompok dari populasi.
D. Species
Paleontologik
Menurut konsep ini ahli paleontologik
bekerja dengan bahan-bahan fosil, sehingga tidak dapat secara langsung
menggunakan konsep spesies yang didasarkan pada aliran gen dan isolasi
reproduksi.
E. Species
Kladistik
Menurut
konsep ini, sesuatu keturunan dari populasi organisme yang dianggap sebagai
nenek moyang yang tetap mempertahankan identitasnya dari keturunan tadi, dan
mereka mempunyai kecenderungan secara evolusi dan kenyataan historik.
F. Species
Biosistematik
Mencerminkan
suatu unit-unit yang mencerminkan keanekaragaman hubungan kekerabatan
reproduktif diluar pembatasan yang diberikan oleh hierarki Linnaeus. Banyak
kategori yang telah diusulkan berhubungan dengan unit-unit hasil dari
penyelidikan biosistematik yang menginterpretasi batas-batas reproduktif dari
taksa, contohnya homogen dan heterogen. Homogen adalah suatu spesies yang
secara genetik dan morfologik homogen, semua anggota-anggotannya interfertil,
heterogen adalah suatu spesies yang tersusun dari kumpulan tumbuhan yang
mempunyai keturunan yang sama, bila sendiri menghasilkan populasi yang secara
morfologi tetap, tetapi bila disilangkan dapat menghasilkan tipe keturunan yang
fertil dan viable.
2.2.2. GENUS/MARGA
Genus
merupakan suatu kesatuan kolektif taksonomi yang terdiri dari sejumlah spesies
yang serupa atau yang berhubungan dekat. Genus ini dibedakan dari semua
kategori-kategori lebih tinggi karena kepada genus diberi pengakuan mengenai
nama-nama ilmiahnya (Murad, 1978).
Dalam biologi, genus (jamak genera)
atau marga adalah salah satu
bentuk pengelompokan dalam klasifikasi makhluk hidup yang lebih rendah dari
familia. Anggota-anggota genus memiliki kesamaan morfologi dan kekerabatan yang dekat. Dalam
sistem tatanama binomial,
nama suatu spesies makhluk hidup terdiri atas dua kata, yaitu: nama genusnya
(diawali dengan huruf kapital) dan nama penunjuk spesiesnya dengan ditulis atau
cetak miring. Misalnya, Homo sapiens, nama ilmiah untuk spesies manusia
modern, menandakan bahwa manusia modern tergolong ke dalam genus Homo (Nugraha, 2013).
Nomenklatur yang
diajukan Linneaus adalah binomial, terdiri dari dua nama masing-masing dengan
fungsinya sendiri-sendiri. Menurut pandangan Linneaus fungsi tersebut diametris
berlawanan. Nama spesies menyatakan bentuk tunggal dan ketegasan, sedangkan
genus menimbulkan perhatian akan adanya suatu kelompok spesies yang serupa dan
berhubungan dekat. Suatu kriteria objektif untuk kedudukan genus tidak ada
seperti isolasi reproduktif sebagai kriteria suatu spesies. Oleh karena itu
tidaklah mungkin untuk memberikan defenisi yang objektif bagi genus. Suatu
defenisi yang sesuai untuk genus adalah seperti berikut (Murad, 1978).
Genus adalah suatu kategori sistematik yang mliputi suatu
spesies atau sekelompok spesies yang diduga berpangkal kepada asal phylogenetis
yang sama, dan yang terpisah dari unit-unit lain yang serupa oleh suatu peluang
(gap) yang tertentu.
2.3.
Suku dan Kategori yang lebih tinggi
Kategori
yang tingkatannya lebih tinggi adalah suku (familia). Tiap suku dapat mencakup
satu marga atau lebih, dan biasanya lebih mudah dikenal karena wargannya
menunjukkan ciri-ciri yang memberikan indikasi adanya pertalian yang erat. Pada
umumnya suku terdiri atas anggota-anggota yang berasal dari nenek moyang yang
sama, jadi mempunyai warga yang bersifat monofiletik. Suku merupakan kategori
yang ukurannya sangat bervariasi, dari yang sangat kecil hanya terdiri atas
satu marga dan beberapa jenis saja, ada yang sangat besar terdiri atas puluhan
marga dan ratusan jenis atau bahkan lebih besar lagi.
Satu
suku atau lebih dapat membentuk suatu kategori yang lebih tinggi yaitu bangsa (
ordo). Sebagai unit yang lebih besar dari pada suku, suatu bangsa merupakan
kategori yang semakin sukar untuk
dikenali sebagai unit yang bersifat alami (natural), namun sebagai unit
klasifikasi tetap memperlihatkan keseragaman sifat-sifat tertentu yang sering
kali sangat karakteristik untuk seluruh
bangsa itu. Sehubungan dengan hal tersebut, bangsa seringkali diberi nama
sesuai dengan ciri khas yang dimiliki oleh seluruh warganya. Ordo membagi kelas
atau sub kelas kedalam ciri yang lebih khusus lagi. Pada hewan, kategori ini
terdiri dari semua hewan yang mengacu pada pelaksanaan dari prinsip-prinsip
kelas. Misalnya pada kelas mamalia, ordonya terbentuk dari kelompok-kelompok
hewan yang berbeda cara hidupnya. Contohnya ada ordo carnivora, insectivora,
dan rodentina.
Kategori
yang lebih tinggi daripada bangsa adalah kelas (classis). Suatu kelas terdiri
atas sejumlah bangsa, dan arena merupakan takson yang lebih sukar lagi untuk
dilihat sebagai suatu unit yang bersifat natural. Sekalipun pada dasarnya di
antara wargannya juga ditemukan ciri-ciri tertentu, namun selain pada kedua
kelas yang terdapat pada golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan
tertentu, yaitu dikotil dan monokotil, kekhasan ciri yang dijadikan kriteria
untuk penentuan suatu kelas tidak tampak mencolok. Golongan tumbuhan seperti
tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan
tumbuhan tingkat rendah (Bryophyta dan Thalophyta), kriteria untuk penentuan
kelas tidak begitu jelas sehingga ada ahli yang tidak membedakan adanya kelas
pada Gymnospermae.
Gabungan kelas
yang mempunyai persamaan sifat tertentu digolongkan ke dalam divisi (divisio),
seluruh wargannya menunjukkan ciri morfologi atau organ yang sama atau
mempunyai cara reproduksi yang sama, seperti tercermin dari nama-nama divisi
Spermatophyta (tumbuhan biji), Thallophyta (tumbuhan talus), Schizophyta
(tumbuhan yang membelah diri). Konsep dunia (regnim) digunakan untuk menunjuk keseluruhan
tumbuhan atau keseluruhan hewan yang masing-masing lalu disebut sebagai dunia
tumbuhan (regnum plantarum) dan dunia hewan (regnum animale).