BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
bioteknologi sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu dasar, seperti
perkembangan mikrobiologi, genetika, dan biokimia. Penelitian awal
terhadap mikroorganisme relatif lebih sederhana dibandingkan kelompok
makhluk hidup lainnya. Selain itu, kelompok mikroorganisme mudah
ditumbuhkan, pertumbuhannya relatif cepat, mudah dilakukan persilangan,
analisis genetika, fisiologi, dan biokimia. Penelitian awal mengenai
makhluk hidup transgenik hasil persilangan gen juga dilakukan terhadap
mikroorganisme.
Genetika
dan biokimia pun berperan penting dalam pengembangan bioteknologi. Genetika
beserta pemahaman mengenai pola perwarisan sifat dan substansi genetik
menjadi dasar dalam teknologi rekombinasi DNA, persilangan, dan mutasi.
Biokimia memberikan dasar pemahaman mengenai struktur genetik
dan makromolekul lain, misalnya enzim.
Pada
akhirnya, mikrobiologi, genetika, dan biokimia berkembang secara simultan
dan saling memengaruhi sehingga mendorong perkembangan bioteknologi. Biologi
molekular menjadi ilmu yang mendasari bioteknologi modern. Ilmu-ilmu dasar
dan teknologi yang lain juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan
bioteknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke
gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga
mampu menghasilkan produk. Rekayasa genetika juga diartikan sebagai perpindahan
gen. Teknologi rekayasa genetika
merupakan inti dari bioteknologi didefinisikan sebagai teknik in-vitro asam
nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel atau
organel atau fusi sel di luar keluarga taksonomi, yang dapat menembus rintangan
reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam
pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau
melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen
baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan
organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Misalnya, gen dari
sel pankreas manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. Coli
yang bertujuan untuk mendapatkan insulin
2.2 Teknik –
Teknik Rekayasa Genetika
A.
Transplantasi inti
Transplantasi
inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan
individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi
inti pernah dilakukan terhadap sel katak.Inti sel yang dipindahkan adalah inti
dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke
dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah
diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga
terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula
tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak seldan diambil intinya.
Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada
akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum
akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
B.
Fusi sel
Fusi
sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya
terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran
dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti
sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat
antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan
adanya:
1. Sel
sumber gen (sumber sifat ideal);
2. Sel
wadah (sel yang mampu membelah cepat);
3. Fusigen
(zat-zat yang mempercepat fusi sel).
C. Teknologi
plasmid
Plasmid
adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain:
1. Merupakan
molekul DNA yang mengandung gen tertentu;
2. Dapat
beraplikasi diri;
3. Dapat
berpindah ke sel bakteri lain;
4. Sifat
plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena
sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen
ke dalam sel target.
D.
Rekombinasi DNA
Rekombinasi
DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang berbeda. Tujuannya
adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen. Rekombinasi DNA dapat
dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut.
1. Struktur
DNA setiap spesies makhluk hidup sama.
2. DNA
dapat disambungkan
2.4 Aplikasi Rekayasa Genetika Dalam
Berbagai Bidang Kehidupan
Ø Rekayasa Genetika dalam Aspek Pertanian
Pada dasarnya rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan untuk
menciptakan ketahanan pangan suatu negara dengan cara meningkatkan produksi,
kualitas, dan upaya penanganan pascapanen serta prosesing hasil pertanian.
Peningkatkan produksi pangan melalui revolusi gen ini ternyata memperlihatkan
hasil yang jauh melampaui produksi pangan yang dicapai dalam era revolusi
hijau. Di samping itu, kualitas gizi serta daya simpan produk pertanian juga
dapat ditingkatkan sehingga secara ekonomi memberikan keuntungan yang cukup
nyata.
Aplikasi teknologi DNA rekombinan di bidang pertanian berkembang pesat
dengan dimungkinkannya transfer gen asing ke dalam tanaman dengan bantuan
bakteri Agrobacterium tumefaciens.
Ø
Pemuliaan Tanaman
Pada dasarnya prinsip pemuliaan tanaman, baik yang modern melalui
penyinaran untuk menghasilkan mutasi maupun pemuliaan tradisional sejak zaman
Mendel, adalah sama, yakni pertukaran materi genetik. Baik seleksi tanaman
secara konvensional maupun rekayasa genetika, keduanya memanipulasi struktur
genetika tanaman untuk mendapatkan kombinasi sifat keturunan (unggul) yang
diinginkan. Bedanya, pada zaman Mendel, kode genetik belum terungkap. Proses
pemuliaan dilakukan dengan “mata tertutup” sehingga sifat-sifat yang tidak
diinginkan kembali bermunculan di samping sifat yang diharapkan. Cara
konvensional tidak mempunyai ketelitian pemindahan gen. Sedangkan pada new
biotechnology pemindahan gen dapat dilakukan lebih presisi dengan bantuan
bakteri, khususnya sekarang dengan dikembangkannya metode-metode DNA
rekombinan.
Ø
Varietas baru
Apa yang ingin dilakukan oleh para ahli genetika ialah memasukkan
gen-gen spesifik tunggal ke dalam varietas-varietas tanaman yang bermanfaat.
Hal ini akan meliputi dua langkah pokok. Pertama, memperoleh gen-gen tertentu
dalam bentuk murni dan dalam jumlah yang berguna. Kedua, menciptakan cara-cara
untuk memasukkan gen-gen tersebut ke kromosom-kromosom tanaman, sehingga mereka
dapat berfungsi.
Langkah yang pertama bukan lagi menjadi masalah. Dengan teknik DNA
rekombinan sekarang, ada kemungkinan untuk menumbuhkan setiap segmen dari
setiap DNA pada bakteri. Tidak mudah untuk mengidentifikasi segmen khusus yang
bersangkutan di antara koleksi klon. Khususnya untuk mengidentifikasi segmen
tertentu yang bersangkutan di antara koleksi klon, apalagi untuk
mengidentifikasi gen-gen yang berpengaruh pada sifat-sifat seperti hasil
produksi tanaman.
Langkah kedua, memasukkan kembali gen-gen klon ke dalam tanaman juga
bukan sesuatu yang mudah. Peneliti menggunakan bakteri Agrobacterium
yang dapat menginfeksi tumbuhan dengan lengkungan kecil DNA yang disebut
plasmid Ti yang kemudian menempatkan diri sendiri ke dalam kromosom tumbuhan.Agrobacterium
merupakan vektor yang siap pakai. Tambahkan saja beberapa gen ke plasmid,
oleskan pada sehelai daun, tunggu sampai infeksi terjadi, setelah itu tumbuhkan
sebuah tumbuhan baru dari sel-sel daun tadi. Selanjutnya tumbuhan itu akan
mewariskan gen baru kepada benih-benihnya.
Rekayasa genetika pada tanaman tumbuh lebih cepat dibandingkan dunia
kedokteran. Alasan pertama karena tumbuhan mempunyai sifat totipotensi (setiap
potongan organ tumbuhan dapat menjadi tumbuhan yang sempurna). Hal ini tidak
dapat terjadi pada hewan, kita tidak dapat menumbuhkan seekor tikus dari
potongan kepala atau ekornya. Alasan kedua karena petani merupakan potensi
besar bagi varietas-varietas baru yang lebih unggul, sehingga mengundang para
pebisnis untuk masuk ke area ini.
B.
Rekayasa Genetika dalam Aspek Kesehatan
Ø Sebagai alat penelitian sikuensi generasi DNA dan RNA
Teknologi rekombinasi DNA menjadi alat penelitian yang essensial pada
genetika molekul modern. Mutasi dihasilkan dalam klon gen dan memungkinkan
mengisolasi suatu gen dan memasukkan kembali dalam sel hidup atau bahkan dalam
sel germinal. Disamping menghemat waktu dan tenaga, mutasi genetik mampu
mengkonstruksi mutan yang secara praktis tidak dapat dibuat dengan berbagai
cara. Perkembangan teknik gene cloning pada tahun 1970-an memberikan
motivasi kuat bagi dunia riset untuk mempelajari gen dan aktivitasnya dengan
teknik atau prosedur kedua terjadi pada akhir tahun 1980-an dengan ditemukannya
teknologi PCR (Polymerase Chain Reaction.
Dengan teknik ini kita dapat memperbanyak DNA dalam tabung reaksi
sehinga memberikan kemudahan aplikasi di berbagai bidang, mialnya
mengamplifikasi gen tertentu untuk sequencing, cloning, fingerprinting dan
mendeteksi pathogen. Ditemukannya enzim Taq polymerase pada bakteri
termofilik (Thermus aquaticus) yang dapat bekerja pada suhu tinggi (960C)
merupakan dasar teknik PCR karena enzim ini dapat mensintesis molekul DNA dalam
tabung reaksi dengan cara mengatur temperature dari alat yang disebut thermocycler.
Salah satu aplikasi PCR yang mencengangkan adalah dalam bidang
kedokteran forensik. Teknik PCR dapat digunakan untuk mengamplifikais DNA dari
suatu sampel yang jumlahnya sangat sedikit, misalnya sehelai rambut, cairan
tubuh seperti sperma atau darah bahkan dari tulang manusia yang sudah berumur
ratusan tahun. Hasil amplifikasi tersebut selanjutnya dapat dianalisis dengan
DNA fingerprinting (sidik jari DNA) sehingga dapat dijadikan sebagai
bukti dalam menentukan pelaku kejahatan, misalnya perkosaan.
Teknik PCR juga dapat digunakan untuk mengungkap keanekaragaman genetik
mikrobia tanpa harus melakukan kultivasi terlebih dahulu.Hal ini membawa
konsekuensi yang penting dalam ekologi mikrobia karena aktivitas populasi
mikrobia dalam suatu habitat dapat dipantau melalui DNA fingerprinting
dan sequencing terhadap DNA amplikon yang diperoleh dari sample
tanah atau air.
Dalam bidang kesehatan, industri farmasi adalah yang pertama kali
memperkenalkan potensi bioteknologi termasuk rekayasa genetik, dan telah
membuka pendekatan bans dalam pengembangan obat. Rekayasa genetilk mempunyai
dampak terhadap perbaikan dan keamanan produk, dan memberikan pemecahan teknis
dalam penyebarluasan pemakaian obat dengan bahan baku yang terbatas. Misalnya,
sejak tahun 1982 telah dipasarkan insulin sebagai hasil pemanfaatan rekayasa
genetik dalam industri.Dengan mengambil bagian yang mengatur pembuatan insulin pada
sel-sel Langerhans manusia, dimasukkan ke dalam kuman E.Coli. Kuman ini dapat
menghasilkan insulin yang sama dengan insulin manusia.
Pengembangan Antibiotik. Pada segi lain penerapan DNA rekombinan untuk
pengobatan terbuka bagi pengembangan antibiotik. Kepentingan untuk pengembangan
antibiotik dengan teknik ini didukung oleh kenyataan nilai penjualan dan
keuntungan perdagangan antibiotik yang menduduki tempat teratas dewasa
ini.Suatu hal yang perlu dicatat adalah, antibiotik bukan merupakan produk gen primer,
tetapi lebih merupakan produk metabolit sekunder, dimana pembentukan antibiotik
dalam sel melalui reaksi yang dikatalisir oleh enzim protein sebagai produk gen
primer. Obat ini memiliki struktur kimia yang berbeda satu dengan lain dan
memiliki kesamaan aksi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri. Pada umumnya
antibiotik dihasilkan oleh mikroba golongan aktinomisetes, dan biasanya dari
jenis streptomises. Dalam perdagangan, ada beberapa kelompok besar antibiotik
yang memegang peranan seperti penisilin,sefalosporin, dan tetrasiklin. Kelompok
antibiotik lainnya adalah yang termasuk makrolida polien, streptomisin,
eritromisin, rifampisin, bleomisin dan antrasiklin yang mempengaruhi segi-segi
metabolisme sel yaitu dari replikasi DNA sampai kepada pembentukan protein.
Sekurangnya ada tiga saluran penerapan DNA rekombinan dalam produksi
antibiotik: melalui penyempurnaan produk, modifikasi invivo, dan anti- biotik
hibrida
Penyediaan Vaksin juga adalah suatu produk dalam bidang kesehatan yang
bisa didekati dengan rekayasa genetik.Kegiatan penelitian terhadap hepatitis B
adalah sebuah contoh. Melalui rekayasa genetik gen dari virus hepatitis B telah
diklonakan, dan strukturnya telah diketahui pada tingkat nukleotida, kendatipun
virusnya belum dapat dikembangkan di dalam sel jaringan biakan. Antigen
permukaan yang diperlukan untuk memproduksi vaksin ini adalah suatu masalah
yang sulit untuk dipecahkan, dalam arti sulit mencapai modifikasi yang cocok
dari antigen, dan itu tidak akan terjadi pada pembawa prokariotik. Jalan untuk
mengelakkan diri dari masalah yang muncul akibat penggunaan sistem pembawa
eukariotik, adalah dengan menggunakan ragi atau sel binatang sebagai pembawa,
yang dalam beberapa segi lebih menguntungkan.
C.
Genetika Dalam Aspek Industri
Ø Pembuatan sel yang mampu mensintesis molekul
yang penting secara ekonomi
Gen dari spesies bakteri yang berbeda dapat memetabolisme beberapa
komponen minyak, dapat disematkan dalam plasmid dan dapat digunakan untuk
mengubah spesies bakteri laut, yang kemudian dapat memetabolisme minyak untuk
membersihkan tumpahan minyak di laut. Beberapa perusahaan bioteknologi
merencanakan bakteri yang dapat mensintesis bahan kimia atau memecah limbah
industri.Bakteri dirancang mampu memecah bahan buangan secara lebih efisien,
mengikat nitrogen (untuk meningkatkan fertilitas tanah) dan membuat organisme
yang dapat mengubah limbah biologi menjadi alkohol. Obat-obatan dan molekul
penting komersial lain dihasilkan dalam sel rekayasa genetik. Apabila
bioteknologi dalam bidang industri meliputi rekayasa bakteri untuk memecah
limbah berbahaya, penggunaan selulosa oleh yeast untuk menghasilkan glukosa dan
alcohol untuk bahan baker, penggunaan algae laut untuk bahan makanan dan
substansi lain yang bermanfaat. Saccharomyces cerevisiae yang telah
dimodifikasi dengan plasmid yang berisi dua gen selulase, yaitu endoglucanase
dan exogluconase, dapat mengubah selulosa menjadi glukosa. Glukosa
kemudian diubah menjadi ethyl alcohol oleh yeast. Yeast ini sekarang mampu
mencerna kayu (selulosa) dan mengubah secara langsung menjadi alkohol.
Kemajuan industri dan bergesernya pola hidup manusia telah melahirkan
bencana sampah plastik yang tidak dapat diuraikan oleh mikrobia. Hal ini
menimbulkan masalah karena akan mencemari lingkungan dan menurunkan ualitas
lingungan hidup. Salah satu upaya yang dilakukan dalam bioteknologi adalah
menghasilkan biodegradable plastic yang dibuat dari bahan dasar polyhydroxy
butirate (PHB) yang dihasikan oleh mikrobia. Plastik tersebut jika dibuang
akan mengalami biodegradasi oleh mikrobia karena bahannya merupakan produk
alami yang dapat terurai secara alami pula. Perkembangan penelitian dalam
bidang ini telah mengupayakan pemindahan gen yang bertanggung jawab terhadap
biosintesis PHB bakteri Alcaligenes eitrophus kedalam tanaman Arabidopsis
thaliana. Tanaman transgenik tersebut akan menghasilkan PHB yang banyak
sehingga dapat diproduksi dalam skala besar untuk menghasilkan bahan dasar
plastik yang dapat terurai dan tidak akan mencemari lingkungan.
2.1
Rekayasa Genetika Dalam Aspek Lingkungan
Rekayasa genetika ternyata sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam
upaya penyelamatan keanekaragaman hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan
yang sudah terlanjur rusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat
digunakan untuk membersihkan lingkungan dari bermacam-macam faktor pencemaran
telah ditemukan dan diproduksi dalam skala industri. Sebagai contoh, sejumlah
pantai di salah satu negara industri dilaporkan telah tercemari oleh
metilmerkuri yang bersifat racun keras baik bagi hewan maupun manusia meskipun
dalam konsentrasi yang kecil sekali.Detoksifikasi logam air raksa (merkuri)
organik ini dilakukan menggunakan tanaman Arabidopsis thaliana
transgenik yang membawa gen bakteri tertentu yang dapat menghasilkan produk
untuk mendetoksifikasi air raksa organik.
2.5 Dampak Rekayasa Genetika
A.
Dampak di
bidang sosial ekonomi
Dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil rekayasa, swastanisasi dan
kosentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu, memberikan pengaruh yang sangat
luas pada masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petanikecil.
Penggunakan hormon pertumbuhan sapi dapat meningkatkan produksi susu sapi
sampai 20%, niscaya akan menggusur peternak kecil.
B.
Dampak di
bidang kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang
menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil
rekayasa menyebabkan 31 orang meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr diketahui
mengandung gen resisten terhaap antibiotic. Susu sapi yang disuntik dengan
hormone BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya
bagi kesehatan manusia.
C.
Dampak di
bidang etika dan moral
Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki dampak
etika yag serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat5
dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima manusia.
Bahan pangan transgenic yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi
penganut agama tertentu. Penerapan hak paten pada organism hasil rekayasa
merupakan pemberian hak pribadi atas organism. Hal ini bertentangan dengan
banyak nilai-nilai budaya yang mengghargai nilai intrinsic makhluk hidup.
D.
Dampak
rekayasa genetika terhadap lingkungan
Dampak negatif dari rekayasa genetika terhadap lingkungan dapat muncul
diakibatkan oleh sisa-sisa hasil rekayasa yang tidak dibersihkan secara
maksimal.Sebagai contoh, apabila tanaman hasil rekayasa genetika tidak
dibersihkan, maka dikhawatirkan dapat membunuh jasad renik dalam tanah bekas
penanaman tanaman tersebut.
2.6 Keuntungan dan Kerugian Rekayasa Genetika
Produk hasil rekayasa genetika memiliki beberapa kelebihan dan juga
kekurangan.Adapun kelebihan dari produk rekayasa genetika adalah sebagai
berikut.
Ø
PRG yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit
tanaman.
PRG telah memberikan keuntungan kepada petani yaitu dengan menekan
pengeluaran biaya untuk pembelian pestisida. Selain itu, PRG juga mengurangi
hilangnya pasar akibat penolakan konsumen atas komoditas yang tercemar oleh
pestisida, serta dapat menekan rusaknya lingkungan akibat penggunaan pestisida
yang berlebihan dalam pengendalian hama dan penyakit. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penanaman B.t. corn dapat secara nyata menekan aplikasi
pestisida dan mengurangi hilangnya biaya pengendalian OPT.
Ø
PRG toleran terhadap jenis herbisida.
PRG ini memberikan keuntungan biaya dalam mengatasi gulma karena petani
tidak memerlukan penggunaan herbisida dalam jumlah besar dengan berbagai jenis
herbisida.Tanaman hasil rekayasa genetika tersebut resisten terhadap jenis herbisida,contohnya
strain kedele hasil rekayasa genetika Mosanto yang tidak memiliki efek negatif
apabila diaplikasikan herbisida jenis Roundup.
Ø
PRG tahan terhadap serangan penyakit tanaman.
Beberapa cendawan, virus, dan bakteri banyak menimbulkan kerugian. Para
pakar fitopatologi telah banyak menemukan beberapa varietas tanaman hasil
rekayasa genetika yang tahan terhadap seranagan penyakit.
Ø
PRG toleran terhadap dingin.
Gen antibeku dari ikan air dingin telah diintroduksi ke beberapa tanaman
diantaranya tembakau dan tomat, sehingga tanaman dapat mentolelir terhadap suhu
dingin yang pada tanaman biasa dapat mengakibatkan kerusakan pada proses
perkecambahan.
Ø
PRG toleran terhadap kekeringan atau salinitas.
PRG ini mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang kering dan tanah
yang mengandung garam yang tinggi.
Ø
PRG sebagai tambahan nutrisi.
PRG dapat membantu menambah kekurangan jenis vitamin tertentu, seperti strain
golden rice yang merupakan varietas PRG padi yang ditambahkan vitamin A
mampu mencegah kebutaan pada penduduk di negara-negara berkembang.
Ø
PRG sebagai obat atau vaksin.
Vaksin yang disisipkan pada produk tanaman seperti pada tanaman tomat
atau kentang lebih memeudahkan dalam proses pengiriman dan penyimpanan,
dibandingkan dengan vaksin injeksi.
Ø
PRG sebagai phytoremediation.
PRG tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi polusi logam berat
dalam tanah.Produk rekayasa genetika selain memiliki kelebihan, juga memiliki
kelemahan. Beberapa kelompok pemerhati lingkungan, organisasi keagamaan, dan
para ahli menganggap bahwa pemanfaatan PRG akan menimbulkan bahaya terhadap
lingkungan, kesehatan, dan tidak ekonomis.
Selain Mendatangkan Keuntungan, rekayasa
geenetika juga mendatangkan beberapa kerugian antara lain :
Ø
Bahaya lingkungan.
Bahaya lingkungan
yang mungkin diakibatkan oleh penggunaan produk rekayasa genetika antara lain :
1.
Kematian
organisme bukan target. Hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa
varietas jagung B.t. telah menyebabkan kematian yang tinggi pada ”monarc
butterfly caterpillars” meskipun serangga ini tidak menyerang tanaman
jagung. Hal ini karena pollen jagung B.t terbawa oleh angin ke tanaman milkweed
yang merupakan inang ”monarc butterfly caterpillars”.
2.
Penurunan
efektifitas dari pestisida. Penggunaan PRG tumbuhan yang tahan terhadap hama
secara terus menerus dapat menstimulir munculnya gen-gen baru hama yang
tahan/resisten terhadap beberapa jenis pestisida.
3.
Transfer
gen kepada spesies yang tidak menjadi target. Kasus munculnya ”superweeds”
yang sangat resisten terhadap herbisida akibat penggunaan PRG (soybean
roundup). Hal ini terjadi karena adanya transfer gen dari PRG tumbuhan ke
gulma.
Ø
Gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang mungkin diakibatkan oleh penggunaan produk
rekayasa genetika anatara lain:
1.
PRG dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia, antara lain :
2.
Alergi.
Beberapa produk makanan yang berasal dari PRG menimbulkan dampak alergi
terhadap manusia. Intoduksi gen tertentu seperti gen kacag-kacangan ke dalam
tanaman kedelai dapat menimbulkan reaksi allergi yang berpengaruh terhadap
ketahanan tubuh.
3.
Pengaruh
lain yang belum diketahui. Pengaruh PRG terhadap kesehatan masih terus
diteliti, akan tetapi berdasarkan penomena yang telah terjadi seperti kasus
cross polinasi dan kasus alergisitas, para ahli berpendapat kemungkinan reaksi
buruk yang lain dapat terjadi.
Ø
Pertimbangan ekonomi.
Penggunaan PRG dinilai tidak ekonomis dan merugikan petani, karena untuk
menghasilkan PRG membutuhkan biaya yang tinggi dan selanjutnya PRG ini biasanya
dipatenkan oleh penciptanya. Biaya penelitian dan hak paten PRG akan dibebankan
kepada pengguna (petani) melalui penjualan PRG yang mahal. Selain itu, PRG pada
umumnya tidak menghasilkan keturunan dan digunakan hanya satu kali
tanam.Kondisi ini tentunya menimbulkan ketergantungan yang tinggi petani
terhadap benih PRG oleh perusahaan penghasil PRG.Hasil penelitian oleh lembaga
penelitian dan universitas terkemuka di AS (1989) menyebutkan bahwa varietas
kedelai PRG menghasilkan panen yang lebih rendah dibandingkan dengan varietasnonPRG.PRG
yang mengandung B.t ternyata tidak secara nyata mengurangi penggunaan pestisida
seperti yang terjadi pada penanaman kapas PRG di Sulawesi Selatan, dan kasus
kedelai RR yang ternyata tidak menurunkan pemakaian herbisida.Kondisi di atas
membuktikan bahwa penggunaan PRG menurunkan keuntungan petani. Benbrook (1999)
melaporkan bahwa petani di AS harus mengeluarkan biaya tambahan 12 %
karena menanam kedelai PRG.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rekayasa
genetika adalah suatu penerapan teknik-teknik genetika molekular
untuk mengubah susunan genetik
dalam kromosom
atau mengubah sistem ekspresi genetik
yang diarahkan pada kebermanfaatan tertentu. Rekayasa genetika pertama kali
ditemukan oleh Crick dan Watson pada tahun 1953.Pada tahun 1973 Stanley Cohen
dan Herbert Boyer menciptakan bakteri melalui rekayasa genetika untuk pertama
kalinya. Prinsip rekayasa genetika dapat dijelaskan sebagai suatu proses
penyematan segmen DNA dari organisme apapun ke dalam genom plasmid atau
replikon virus untuk membentuk rekombinan DNA baru.
Aplikasi
rekayasa genetika dalam berbagai aspek kehidupan adalah sebagai berikut. Dalam
Aspek Pertanian, memanipulasi struktur genetika tanaman untuk mendapatkan
kombinasi sifat keturunan (unggul) yang diinginkan.Dalam Aspek Kesehatan,
rekayasa genetika dapat digunakan sebagai alat penelitian sikuensi generasi DNA
dan RNA dan koreksi kelainan genetik yang potensial pada hewan dan terapi
gen.Dalam Aspek Industri, rekayasa genetika dapat digunakan dalam pembuatan sel
yang mampu mensintesis molekul yang penting secara ekonomi.Rekayasa genetika
selain memberikan banyak manfaat, juga memberikan dampak negatif terhadap
makhluk hidup dan lingkungan. Rekayasa genetika dapat memberikan keuntungan dan kerugian bagi kehidupan.
Daftar
Pustaka
Alfyana, V. 2012.
Bioteknologi.
(Diakses 14/03/14)
Anonim. 2011.
Rekayasa Genetika.
(Diakses 14/03/14)
Cahya, R. 2012.
Bioteknologi.
(Diakses 14/03/14)
Leonotis, A. 2012. Materi Bioteknologi Rekayasa Genetika.
(Diakses 14/03/14)
Susanto, A. 2011. Genetika.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
0 comments:
Post a Comment