Sunday, April 13, 2014

Makalah Unit-unit Klasifikasi dan Konsep-konsep Klasifikasi



2.1.    Konsep-konsep klasifikasi
Klasifikasi dapat diartikan sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, unit, atau takson melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman. Tujuan klasifikasi adalah untuk menyederhanakan obyek studi. Klasifikasi dapat membantu kita dalam mengetahui jenis-jenis organisme, mengetahui hubungan antar organisme dan mengetahui kekerabatan antar makhluk hidup yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda pula, yang dari masa ke masa menyebabkan lahirnya Sistem Klasifikasi yang berlainan. Menurut Arijani (2000), Kategori adalah tingkat-tingkat atau struktur-struktur atau hirarki taksonomi dari yang tertinggi sampai yang terendah. Dalam menuliskan klasifikasi tumbuhan, kategori merupakan kerangkanya dan kemudian nama-nama kelompok tumbuhan dituliskan. Kategori sesungguhnya adalah pengaturan yang dilakukan oleh para ahli botani untuk memudahkan mempelajari klasifikasi tumbuhan. Oleh karena itu, seluruh kategori itu artifisial dan tidak dapat secara riil dilapangan. Sedangkan takson adalah kesatuan atau kelompok tumbuhan pada tingkat manapun.

2.2.         Unit-unit klasifikasi
Dalam setiap keanekaragaman tumbuhan, para ahli botani selalu menghadapi persoalan dalam menentukan tingkat takson golongan tumbuhan yang dihadapi. Tingkat takson sangat penting karena tampa adanya tingkatan takson, maka manfaat sistem klasifikasi tidak dapat diperoleh. Menurut kesepakatan internasional, istilah-istilah untuk menyebut masing-masing takson bagi tumbuhan itu tempatnya tidak boleh diubah sehingga masing-masing istilah itu menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam hierarki atau menunjukkan kategorinya dalam sistem klasifikasi. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu takson sekaligus mencerminkan pula di mana posisi dan seberapa tinggi tingkatnya dalam hierarki klasifikasi.
Dalam taksonomi tumbuhan spesies sebagai unit merupakan suatu yang benar-benar ada di alam, dan telah banyak ahli-ahli ilmu tumbuhan yang telah berusaha untuk menjelaskan apakah yang dimaksud dengan spesies dan bagaimana batasan-batasannya. Ternyata hal itu bukan pekerjaan yang mudah. Hingga sekarang tidak ada seorang ahli pun yang mampu memberikan batasan mengenai konsep jenis itu yang dapat memuaskan semua pihak.
2.2.1.      SPESIES/JENIS
Beberapa pengertian spesies menurut pandangan para ahli biologi antara lain:
A.     Species Taksonomi
Menurut konsep ini populasi-populasi yang terdiri atas individu-individu dengan ciri-ciri morfologi yang sama, dan dapat dipisahkan dari spesies lainnya oleh adanya ketidaksinambungan ciri-ciri morfologi yang berkolerasi. Batasan ini didasarkan pada kriteria morfologi geografi. Konsep ini sudah dipakai sejak sebelum Linnaeus dan merupakan konsep yang paling umum dipakai orang hingga sekarang.
B.     Species Biologi

Menurut konsep ini populasi-populasi yang disatukan sama lain oleh kemungkinan untuk saling kawin mengawini secara bebas, dan terpisah atau terisolasi dari species-species lainnya oleh penghalang reproduksi.

C.     Species Genetik

Menurut konsep ini membatasi spesies dengan suatu ukuran dari perbedaan genetik atau jarak di antara populasi atau kelompok dari populasi.

D.    Species Paleontologik
Menurut konsep ini ahli paleontologik bekerja dengan bahan-bahan fosil, sehingga tidak dapat secara langsung menggunakan konsep spesies yang didasarkan pada aliran gen dan isolasi reproduksi.
E.     Species Kladistik

Menurut konsep ini, sesuatu keturunan dari populasi organisme yang dianggap sebagai nenek moyang yang tetap mempertahankan identitasnya dari keturunan tadi, dan mereka mempunyai kecenderungan secara evolusi dan kenyataan historik.

F.      Species Biosistematik

Mencerminkan suatu unit-unit yang mencerminkan keanekaragaman hubungan kekerabatan reproduktif diluar pembatasan yang diberikan oleh hierarki Linnaeus. Banyak kategori yang telah diusulkan berhubungan dengan unit-unit hasil dari penyelidikan biosistematik yang menginterpretasi batas-batas reproduktif dari taksa, contohnya homogen dan heterogen. Homogen adalah suatu spesies yang secara genetik dan morfologik homogen, semua anggota-anggotannya interfertil, heterogen adalah suatu spesies yang tersusun dari kumpulan tumbuhan yang mempunyai keturunan yang sama, bila sendiri menghasilkan populasi yang secara morfologi tetap, tetapi bila disilangkan dapat menghasilkan tipe keturunan yang fertil dan viable.


2.2.2.      GENUS/MARGA

Genus merupakan suatu kesatuan kolektif taksonomi yang terdiri dari sejumlah spesies yang serupa atau yang berhubungan dekat. Genus ini dibedakan dari semua kategori-kategori lebih tinggi karena kepada genus diberi pengakuan mengenai nama-nama ilmiahnya (Murad, 1978).
Dalam biologi, genus (jamak genera) atau marga adalah salah satu bentuk pengelompokan dalam klasifikasi makhluk hidup yang lebih rendah dari familia. Anggota-anggota genus memiliki kesamaan morfologi dan kekerabatan yang dekat. Dalam sistem tatanama binomial, nama suatu spesies makhluk hidup terdiri atas dua kata, yaitu: nama genusnya (diawali dengan huruf kapital) dan nama penunjuk spesiesnya dengan ditulis atau cetak miring. Misalnya, Homo sapiens, nama ilmiah untuk spesies manusia modern, menandakan bahwa manusia modern tergolong ke dalam genus Homo (Nugraha, 2013).
Nomenklatur yang diajukan Linneaus adalah binomial, terdiri dari dua nama masing-masing dengan fungsinya sendiri-sendiri. Menurut pandangan Linneaus fungsi tersebut diametris berlawanan. Nama spesies menyatakan bentuk tunggal dan ketegasan, sedangkan genus menimbulkan perhatian akan adanya suatu kelompok spesies yang serupa dan berhubungan dekat. Suatu kriteria objektif untuk kedudukan genus tidak ada seperti isolasi reproduktif sebagai kriteria suatu spesies. Oleh karena itu tidaklah mungkin untuk memberikan defenisi yang objektif bagi genus. Suatu defenisi yang sesuai untuk genus adalah seperti berikut (Murad, 1978).
Genus adalah  suatu kategori sistematik yang mliputi suatu spesies atau sekelompok spesies yang diduga berpangkal kepada asal phylogenetis yang sama, dan yang terpisah dari unit-unit lain yang serupa oleh suatu peluang (gap) yang tertentu.

2.3.         Suku dan Kategori yang lebih tinggi
Kategori yang tingkatannya lebih tinggi adalah suku (familia). Tiap suku dapat mencakup satu marga atau lebih, dan biasanya lebih mudah dikenal karena wargannya menunjukkan ciri-ciri yang memberikan indikasi adanya pertalian yang erat. Pada umumnya suku terdiri atas anggota-anggota yang berasal dari nenek moyang yang sama, jadi mempunyai warga yang bersifat monofiletik. Suku merupakan kategori yang ukurannya sangat bervariasi, dari yang sangat kecil hanya terdiri atas satu marga dan beberapa jenis saja, ada yang sangat besar terdiri atas puluhan marga dan ratusan jenis atau bahkan lebih besar lagi.
Satu suku atau lebih dapat membentuk suatu kategori yang lebih tinggi yaitu bangsa ( ordo). Sebagai unit yang lebih besar dari pada suku, suatu bangsa merupakan kategori yang semakin sukar untuk  dikenali sebagai unit yang bersifat alami (natural), namun sebagai unit klasifikasi tetap memperlihatkan keseragaman sifat-sifat tertentu yang sering kali  sangat karakteristik untuk seluruh bangsa itu. Sehubungan dengan hal tersebut, bangsa seringkali diberi nama sesuai dengan ciri khas yang dimiliki oleh seluruh warganya. Ordo membagi kelas atau sub kelas kedalam ciri yang lebih khusus lagi. Pada hewan, kategori ini terdiri dari semua hewan yang mengacu pada pelaksanaan dari prinsip-prinsip kelas. Misalnya pada kelas mamalia, ordonya terbentuk dari kelompok-kelompok hewan yang berbeda cara hidupnya. Contohnya ada ordo carnivora, insectivora, dan rodentina.
Kategori yang lebih tinggi daripada bangsa adalah kelas (classis). Suatu kelas terdiri atas sejumlah bangsa, dan arena merupakan takson yang lebih sukar lagi untuk dilihat sebagai suatu unit yang bersifat natural. Sekalipun pada dasarnya di antara wargannya juga ditemukan ciri-ciri tertentu, namun selain pada kedua kelas yang terdapat pada golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan tertentu, yaitu dikotil dan monokotil, kekhasan ciri yang dijadikan kriteria untuk penentuan suatu kelas tidak tampak mencolok. Golongan tumbuhan seperti tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan tingkat rendah (Bryophyta dan Thalophyta), kriteria untuk penentuan kelas tidak begitu jelas sehingga ada ahli yang tidak membedakan adanya kelas pada Gymnospermae.
Gabungan kelas yang mempunyai persamaan sifat tertentu digolongkan ke dalam divisi (divisio), seluruh wargannya menunjukkan ciri morfologi atau organ yang sama atau mempunyai cara reproduksi yang sama, seperti tercermin dari nama-nama divisi Spermatophyta (tumbuhan biji), Thallophyta (tumbuhan talus), Schizophyta (tumbuhan yang membelah diri). Konsep dunia (regnim) digunakan untuk menunjuk keseluruhan tumbuhan atau keseluruhan hewan yang masing-masing lalu disebut sebagai dunia tumbuhan (regnum plantarum) dan dunia hewan (regnum animale).

0 comments:

Post a Comment

 
;